Teori Agenda Setting

(from left) Donald Shaw, Maxwell McCombs and David Weaver
(from left) Donald Shaw, Maxwell McCombs and David Weaver

The press may not be succesful much of the time in telling people what to think, but it is stunningly succesful in telling its readers what to think about.”

Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. Teori Agenda

Setting didasari oleh asumsi demikian. Teori ini sendiri dicetuskan oleh Profesor Jurnalisme Maxwell McCombs dan Donald Shaw.

Menurut McCombs dan Shaw, “we judge as important what the media judge as important.” Kita cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali.

Denis McQuail (2000: 426) mengutip definisi Agenda Setting sebagai “process by which the relative attention given to items or issues in news coverage infulences the rank order of public awareness of issues and attribution of significance. As an extension, effects on public policy may occur.”

Walter Lipmann pernah mengutarakan pernyataan bahwa media berperan sebagai mediator antara “the world outside and the pictures in our heads”. McCombs dan Shaw juga sependapat dengan Lipmann. Menurut mereka, ada korelasi yang kuat dan signifikan antara apa-apa yang diagendakan oleh media massa dan apa-apa yang menjadi agenda publik.

Awalnya teori ini bermula dari penelitian mereka tentang pemilihan presiden di Amerika Serikat tahun 1968. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ada hubungan sebab-akibat antara isi media dengan persepsi pemilih.

McCombs dan Shaw pertama-tama melihat agenda media. Agenda media dapat terlihat dari aspek apa saja yang coba ditonjolkan oleh pemberitaan media terebut. Mereka melihat posisi pemberitaan dan panjangnya berita sebagai faktor yang ditonjolkan oleh redaksi. Untuk surat kabar, headline pada halaman depan, tiga kolom di berita halaman dalam, serta editorial, dilihat sebagai bukti yang cukup kuat bahwa hal tersebut menjadi fokus utama surat kabar tersebut. Dalam majalah, fokus utama terlihat dari bahasan utama majalah tersebut. Sementara dalam berita televisi dapat dilihat dari tayangan spot berita pertama hingga berita ketiga, dan biasanya disertai dengan sesi tanya jawab atau dialog setelah sesi pemberitaan.

Sedangkan dalam mengukur agenda publik, McCombs dan Shaw melihat dari isu apa yang didapatkan dari kampanye tersebut. Temuannya adalah, ternyata ada kesamaan antara isu yang dibicarakan atau dianggap penting oleh publik atau pemilih tadi, dengan isu yang ditonjolkan oleh pemberitaan media massa.

McCombs dan Shaw percaya bahwa fungsi agenda-setting media massa bertanggung jawab terhadap hampir semua apa-apa yang dianggap penting oleh publik. Karena apa-apa yang dianggap prioritas oleh media menjadi prioritas juga bagi publik atau masyarakat.

Akan tetapi, kritik juga dapat dilontarkan kepada teori ini, bahwa korelasi belum tentu juga kausalitas. Mungkin saja pemberitaan media massa hanyalah sebagai cerminan terhadap apa-apa yang memang sudah dianggap penting oleh masyarakat. Meskipun demikian, kritikan ini dapat dipatahkan dengan asumsi bahwa pekerja media biasanya memang lebih dahulu mengetahui suatu isu dibandingkan dengan masyarakat umum.

News doesn’t select itself. Berita tidak bisa memilih dirinya sendiri untuk menjadi berita. Artinya ada pihak-pihak tertentu yang menentukan mana yang menjadi berita dan mana yang bukan berita. Siapakah mereka? Mereka ini yang disebut sebagai “gatekeepers.” Di dalamnya termasuk pemimpin redaksi, redaktur, editor, hingga jurnalis itu sendiri.

Dalam dunia komunikasi politik, para calon presiden biasanya memiliki tim media yang disebut dengan istilah ‘spin doctor.’ Mereka berperan dalam menciptakan isu dan mempublikasikannya melalui media massa. Mereka ini juga termasuk ke dalam ‘gatekeeper’ tadi.

Setelah tahun 1990an, banyak penelitian yang menggunakan teori agenda-setting makin menegaskan kekuatan media massa dalam mempengaruhi benak khalayaknya. Media massa mampu membuat beberapa isu menjadi lebih penting dari yang lainnya. Media mampu mempengaruhi tentang apa saja yang perlu kita pikirkan. Lebih dari itu, kini media massa juga dipercaya mampu mempengaruhi bagaimana cara kita berpikir. Para ilmuwan menyebutnya sebagai framing.

McCombs dan Shaw kembali menegaskan kembali tentang teori agenda setting, bahwa “the media may not only tell us what to think about, they also may tell us how and what to think about it, and perhaps even what to do about it” (McCombs, 1997).

Daftar Pustaka:

Griffin, Emory A., A First Look at Communication Theory, 5th edition, New York: McGraw-Hill, 2003, p.390—402

McQuail, Denis, Mass Communication Theory, 4th edition, Thousand Oakes: Sage, 2000

10 thoughts on “Teori Agenda Setting

  1. gan,, ane lagi ada tugas makalah mengenai pengaruh acara berita Seputar Indonesia terhadap wawasan politik masyarakat. mau tanya nih gan, kira2 kalo judul penelitiannya begitu, enaknya pake teori agenda setting atau uses and gratification ya? sebelumnya mohon maaf kalo terlalu bnyak tanya dan makasih artikel, bantu banget,,

    1. kalau studi pengaruh lebih cocok pakai teori stimulus-respons, kalau agenda-setting lebih pas untuk melihat “ada agenda apa di balik suatu pemberitaan” semoga bermanfaat 🙂

    1. misalkan mengapa Metro Tv terus-terusan mengekspose “keburukan” kinerja pemerintahan SBY, bisa jadi pemberitaan tersebut terkait dengan eksistensi Surya Paloh sebagai pendiri Nasdem yang akan berkiprah dalam Pilpres ke depannya yang juga adalah pemilik stasiun Tv tersebut.

    2. pak yearry saya mahasiswi mercu buana . saya sedang menyusun skripsi megenai agenda setting. pak bisakah saya share mengenai hal tersebut??? saya masih bingung dengan penelitian yang menggunakan teori agenda setting.

      1. boleh, semester ini saya mengajar di Mercu kelas karyawan (PKK) hari minggu jam 10.45 s/d jam 1.15 di T-304, boleh datang ke kelas saya kalau mau diskusi

  2. pak Yearry, kalau judul skripsi mengenai opini mahasiswa terhadap suatu tayangan hiburan ditelevisi apa bisa menggunakan teori agenda setting ini?

Leave a comment